Jumat, 20 September 2013
Bumi sekarang akibat Globalisasi
Saat ini bumi kita semakin tidak bersahabat. Kita sering mengeluhkan bahwa pada siang hari matahari terasa begitu terik sedangkan malam hari terasa begitu dingin. Tidak salah jika kita merasa seperti itu. Karena data-data menunjukan bahwa bumi sudah mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan setiap tahunnya.
Hal ini menyebabkan lapisan ozon menipis dan sinar UV dari matahari tidak banyak tersaring lagi. Gunung es yang ada di kutub utara dan selatan pun sedikit demi sedikit mencair sehingga menyebabkan banyak bencana alam yang sekarang ini semakin lazim terjadi.
Apa yang menyebabkan semua ini? Mengapa lapisan ozon menipis? Inilah yang biasa kita sebut sebagai Global Warming atau pemanasan global. Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32 derajat Celcius.
Dampak Pemanasan Global
Sejak kira-kira tiga puluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau pemanasan global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit. Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi:
- Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
- Gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
- Gangguan terhadap permukiman penduduk,
- Pengurangan produktivitas lahan pertanian,
- Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan iklim sehingga glacier di enam benua mulai mencair. Demikian juga lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair. Ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi. Kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
Penyakit tropis seperti malaria, demam dengue, dan demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti. Bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah ke daerah yang lebih luas.
Selain itu, pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi yang terganggu, berkurangnya daerah jelajah dan berkurangnya persediaan makanan mereka.
Pemanasan global adalah masalah mendesak dan serius. Kita tidak perlu menunggu pemerintah untuk mencari solusi untuk masalah ini. Kita dapat membantu mengadopsi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab. Ini satu-satunya cara masuk akal untuk menyelamatkan planet kita, sebelum terlambat. Kita bisa mulai dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan, menggunakan plastik dan kertas seperlunya, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memperbanyak jalan kaki, dan masih banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan.
Masing-masing individu bertanggung jawab kepada Tuhan, individu lain, dan alam sekitar atas apa yang dilakukannya di muka bumi. Kita, sebagai manusia, sama-sama berkewajiban untuk memelihara lingkungan dan menjaga kelestariaannya. Maka, jangan tunggu hingga pemerintah merumuskan solusi untuk permasalahan pemanasan global. Mulailah dari diri sendiri, dari hal yang terkecil dan saat ini juga. Karena sedikit-banyak yang kita lakukan berpengaruh pada keberlangsungan bumi dan habitat lain. Kita bisa menjadi perusak ataupun menjadi penjaga alam ini. Ini adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya. Mana yang Anda pilih?
“Masalah terbesar bukan tentang teknologi atau biaya, tetapi mengatasi hambatan politik, sosial dan perilaku dalam upaya mengurangi emisi (Bert Metz dan Detlef van Vuuren)”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar